banner 468x60

Bangka, babelbersuara.com

banner 336x280

Sungailiat (11/6/2025) Proses pengerukan alur muara oleh PT Timah dengan bantuan excavator mendekati akhir dari jadwal bantuan operasional 200 jam. Namun, kondisi alur muara yang masih belum cukup dalam membuat para nelayan khawatir pekerjaan yang telah dilakukan akan sia-sia jika tidak segera dilanjutkan.

Nelayan berkumpul di sekitar lokasi pengerukan meminta kepada pemerintah dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka agar mendukung kelanjutan proses pendalaman alur menggunakan Ponton Isap Produksi (PIP). Dengan membuang pasir jauh didaratan Mereka menilai alur muara merupakan akses penting bagi aktivitas ekonomi nelayan dan harus dikerjakan hingga tuntas.

Ketua HNSI Kabupaten Bangka, Lukman, S.Pd., mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada PT Timah juga mitranya, CV Karya Abadi, atas kontribusi 2 drum solar yang berasal dari hasil cantingan timah harian untuk mendukung biaya operasional Excavator dan PIP.

“Kontribusi ini nyata dan sangat membantu masyarakat nelayan. Kami mengapresiasi kerja sama antara PT Timah dan mitra lokalnya yang telah berupaya keras demi kelancaran pengerukan. Kami berharap pengerjaan dapat terus dilanjutkan demi kesejahteraan nelayan,” kata Lukman.

Selain itu, nelayan juga meminta perhatian dari aparat penegak hukum terhadap munculnya oknum yang mengklaim sebagai kelompok nelayan, yang diduga ditunggangi oleh perusahaan lain Kelompok ini dinilai kerap mengganggu jalannya pengerukan alur muara dengan melaporkan celah-celah kegiatan proyek secara tidak konstruktif.

Para nelayan asli menyampaikan kekhawatiran bahwa upaya-upaya tersebut bertujuan untuk mengalihkan proyek pengerukan ke perusahaan lain yang didukung oleh kepentingan tertentu. Mereka berharap aparat dapat objektif dan melindungi kepentingan nelayan tulen yang selama ini bergantung pada keberadaan alur muara untuk aktivitas melaut.

“Kami berharap aparat dapat melihat dengan jernih, siapa yang benar-benar nelayan dan siapa yang hanya mengatasnamakan nelayan demi kepentingan perusahaan. Kami tidak ingin perjuangan kami rusak oleh kepentingan bisnis semata,” ujar salah satu perwakilan nelayan.” (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *