Bangka – babelbersuara.com
Rabu, 05 Maret 2025 di Petaling
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang mana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, dalam sistem demokrasi, rakyat memiliki hak dan kebebasan untuk menentukan pilihan dalam kontestasi politik, begitupun dalam dunia kampus.
Kilas balik berjalannya tiga tahun kebelakang di kampus IAIN SAS BABEL, demokrasi mahasiswa banyak menuai polemik dan dinamika didalamnya.
Pada tahun sebelum-sebelumnya, sistematika pemilihan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiwa Insitut (DEMA I) dipilih langsung oleh warga kampus, yang mana hal ini adalah mahasiswa aktif IAIN SAS BABEL. Namun tiga tahun kebelakang sistem pemilihan diubah menjadi perwakilan jurusan/prodi yakni himpunan mahasiswa (HIMA) dengan dalih mengikuti aturan langsung dari SK Dirjen Pendis.
Berbeda dengan tiga tahun sebelumnya, tahun ini sistematika pemilihan kembali menjadi satu orang satu suara dengan dalih mengacu pada SK Rektor.
Dalam hal ini menunjukan ketidakkonsistennya KPUM untuk menjalankan tugas yang semestinya dikerjakan. Bobroknya KPUM dalam menafsirkan acuan-acuan yang berlaku sampai lupa untuk membuat produk hukum tersendiri, KPUM tidak menunjukan keseriusan dalam melaksanakan tugas yang telah diamanahkan.
Sementara itu, BANWASLUM juga tidak menjalan tugas yang semestinya harus dikerjakan, banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada sistematika pemilihan tahun ini yang semestinya harus ditindaklanjuti, namun BANWASLUM acuh dan buta akan hal itu. Dimulai dari kabar yang beredar ketua KPUM (lutfi Aulia) saat ini terhitung bukan mahasiswa aktif karena belum melunasi biaya UKT sebagai tanda mahasiswa aktif. Dalam hal ini BANWASLUM tidak menindaklanjuti kejanggalan yang terjadi, dan masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalah yang terjadi pada pemilihan tahun ini. Dan sampai saat ini tidak ada tindak lanjut yang pasti tengtang pemilihan (DEMA I) Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut. (Defri)
#Ahmad
