Nelayan Gelar Aksi Demo Tolak Aktivitas Tambang Timah Mitra PT Timah di Depan Alur Muara Air Kantung, Sungailiat – Jumat Siang, 14 November 2025

Blog156 Dilihat

SUNGAILIAT – babelbersuara.com

Puluhan nelayan dari Parit Pekir, Sungailiat, menggelar aksi demonstrasi menolak aktivitas tambang timah milik mitra PT Timah Tbk yang beroperasi tepat di depan alur Muara Air Kantung, Jumat (14/11/2025) siang. Para nelayan yang sempat bersiap turun langsung ke titik ponton tambang kemudian dipertemukan dengan perwakilan PT Timah untuk menyampaikan dan membahas tuntutan mereka.

Aksi protes berlangsung di tengah meningkatnya keresahan para nelayan yang mengandalkan alur muara sebagai jalur keluar-masuk saat melaut. Mereka menilai keberadaan ponton tambang di lokasi tersebut telah mengganggu keselamatan serta merusak sarana tradisional penunjang aktivitas melaut.

Akar Masalah: Alur Muara Terganggu dan Rumpon Rusak

Nelayan menilai aktivitas tambang telah menyebabkan penyempitan alur muara, sehingga perahu kesulitan keluar-masuk terutama saat pasang-surut. Selain itu, beberapa rumpon milik nelayan disebut mengalami kerusakan akibat ponton dan alat tambang yang beroperasi terlalu dekat dengan jalur perahu.

Herman Nelayan lainya meminta 4 tuntutan

1. Menolak seluruh aktivitas tambang di depan alur Muara Air Kantung, karena dinilai membahayakan arus navigasi perahu dan keselamatan nelayan.

2. Menuntut ganti rugi atas rumpon yang rusak akibat aktivitas ponton di area tangkap.

3. Mempertanyakan pungutan kompensasi berupa

Rp 2 juta per minggu untuk satu unit ponton, dan

Rp 10.000 per kilogram timah,
yang disebut-sebut diterima pihak panitia namun tidak pernah disetujui atau diketahui oleh para nelayan. Mereka menyebut mekanisme ini tidak transparan.

 

4. Meminta seluruh ponton menghentikan aktivitas pada hari itu juga dan segera meninggalkan lokasi untuk mengembalikan fungsi alur muara sebagai jalur pelayaran tradisional nelayan.

Herman, salah satu perwakilan nelayan, memberikan ultimatum keras kepada pihak perusahaan dan operator ponton.

> “Apabila dalam dua hari ke depan ponton masih berada di situ dan lokasi belum kosong, kami akan kembali turun demo dengan massa lebih besar,” ujar Herman di tengah aksi.

 

Pernyataan ini memperlihatkan tingginya tensi di lapangan dan keseriusan nelayan untuk mempertahankan ruang hidup mereka.

Respons Perwakilan PT Timah

Perwakilan PT Timah yang hadir di lokasi menyampaikan bahwa seluruh tuntutan nelayan akan dilaporkan langsung kepada pimpinan perusahaan. Mereka meminta toleransi agar ponton dapat tetap beraktivitas untuk hari itu saja, sembari menunggu instruksi resmi dari manajemen.

Pihak perusahaan juga mengusulkan agar ke depan nelayan dapat mengirimkan perwakilan dalam proses mediasi apabila sudah ada tanggapan resmi dari pimpinan PT Timah.

Aksi demonstrasi ini berlangsung cukup tegang, namun tetap kondusif. Pengamanan dilakukan oleh personel Airud Polres Bangka serta jajaran Direktorat Polisi Perairan, yang bertugas mengawal jalannya aksi agar tetap aman dan tertib.

Aksi ini memperlihatkan kuatnya keresahan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup pada laut. Mereka menilai ruang gerak mereka semakin terdesak oleh aktivitas tambang yang merambah wilayah vital seperti alur muara.

Nelayan berkomitmen untuk terus mengawal perkembangan hasil laporan PT Timah dan menuntut agar alur Muara Air Kantung dikembalikan menjadi jalur aman tanpa keberadaan ponton tambang.(andu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *