Tempilang, babelbersuara.com
9 Maret 2025
Pilkada serentak yang diselenggarakan pada Rabu, 27 November 2025 diwarnai dengan hasil yang mengejutkan bagi masyarakat Indonesia termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Banyak kontroversi yang terjadi dalam pelaksanaannya. Hal itu terjadi disegala lini seperti penyelenggara, pengawas, kontestan dan peserta pemilihan. Imbasnya sangat mengejutkan saat Mahkamah Konstitusi mendapatkan banyak sekali Gugatan untuk PSU dan TSM. Ada 309 Perkara Sengketa Pilkada yang diregistrasi oleh Mahkamah Konstitusi (MK) seperti yang dilansir dari laman resmi MK yaitu _https://mkri.id._
Salah satu Sengketa terjadi di Kabupaten Bangka Barat yang dimana pasangan calon H.Sukirman dan Bong Ming-ming dikenal dengan BERSANDING nomor urut satu melakukan gugatan atas terjadinya *Money Politik* yang dilakukan oleh pasangan calon Markus dan Yusderahman atau dikenal dengan istilah MAKNYUS nomor urut dua.
Kita mengetahui bahwa di persidangan yang dilaksanakan oleh para hakim konstitusi yang tidak diragukan lagi netralitasnya. Terbukti pasangan Markus dan Yusderahman telah melakukan Money Politik di Desa Sinar Manik pada empat TPS (Tempat Pemungutan Suara) sekaligus yang dibongkar oleh saksi koordinator tingkat desa (kordes) Paslon Maknyus itu Sendiri yang berinisial (R).
Dalam hal ini saya yang juga pernah menjadi Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia IAIN SAS BABEL merasa hal ini seharusnya memberi contoh yang tidak baik bagi para generasi muda.
Tidak hanya itu. Saya pikir masyarakat Desa Sinar Manik yang akan dilaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) harus menyelamatkan Demokrasi di Bangka Barat dengan tidak memilih calon yang sudah terbukti melakukan Money Politik yang jelas dilarang dalam kontestasi politik. Semoga hasil dari pemilihan ulang nanti bisa berpengaruh dari hasil keseluruhan perolehan suara di Bangka Barat dan semoga kemenangan juga tidak memihak kepada calon yang sudah bebuat curang dengan membeli suara masyarakat sebagai pemilih.
(Defry)
